Gambar
di atas adalah awan berwarna-warni yang muncul sesaat sebelum gempa
bumi di China. Beredar kabar di internet bahwa awan berwarna-warni unik
itu muncul karena ada uji coba HAARP
APA ITU HAARP?
Penjelasan lebih lengkap :
HAARP
adalah project investigasi yang bertujuan untuk "memahami,
menstimulasi,dan mengontrol proses ionospheric yang dapat mengubah
kinerja komunikasi dan menggunakan sistem surveilans". Dimulai pada
tahun 1992, project ditargetkan selesai dalam 20 tahun kedepan (selesai
tahun 2012).
HAARP
terletak di Alaska, Amerika Serikat. Lebih tepatnya lagi HAARP berada
di Gakona, Alaska (latitude:62.39,longitude:145,15) yang terletak di
barat Taman Nasional Wrangell-Saint Elias . Dampak lingkungan yang
disebabkan HAARP memicu pernyataan izin untuk array hingga 180 antena
yang akan didirikan. HAARP telah dibangun sebelumnya di situs instalasi
radar yang bernama over-the-horizon.
HAARP
itu bekerja dengan memanaskan ionosphere yang ada di langit sehingga
dapat memanipulasi keadaan langit disekitarnya. Dengan kelebihan
tersebut, HAARP digunakan sebagai kebutuhan militer.
Banyak
penggemar teori konspirasi yang menyebutkan bahwa HAARP dapat
menciptakan bencana alam seperti gempa bumi yang didahului dengan
munculnya awan berwarna-warni sebagai tanmda bahwa HAARP sedang
diaktifkan
BENARKAH PENDAPAT ITU?
Berikut
penjelasan ilmiah tentang awan berwarna-warni tersebut sebelum
munculnya gempa, dikutip dari makalah Bapak Ma'rufin seorang pakar
geologi.
Dalam
beberapa gempa, seperti di Sichuan setengah tahun lalu maupun di
Samudera Hindia 17 Juli 2006 teramati adanya kilatan cahaya yang
berwarna-warni mirip aurora, yang dikenal sebagai earthquake
lights/earthquake rays. Fenomena ini sebenarnya sudah teramati sejak
lama,
bahkan
jauh hari menjelang Gempa Tangshan 1976 (gempa paling mematikan dalam
sejarah yang membunuh 750 ribu jiwa) pun sudah teramati.
Banyak
penjelasan diajukan untuk earthquake lights ini. Satu yang bisa
diterima, cahaya itu muncul sebagai akibat adanya peningkatan intensitas
ion/elektron di atmosfer lokal menjelang terjadinya gempa, ketika
segmen batuan mulai terpatahkan dan bergesekan antar sesamanya.
Jumlah
ion/elektron juga semakin meningkat karena retakan-retakan kulit Bumi
yang mulai terbentuk menjelang meletupnya gempa menyemburkan gas
radioaktif dalam jumlah besar, umumnya Radon, sang pemancar sinar alfa.
Sebutir sinar alfa di udara mampu menciptakan 10.000 pasang ion-elektron
di sepanjang lintasannya. Sama seperti aurora, tubrukan ion/elektron
berlebih ini dengan molekul-molekul udara pun menghasilkan emisi cahaya.
Sementara
arus ion/elektron dalam medan magnet Bumi menghasilkan gelombang
elektromagnetik dalam spektrum gelombang radio, sebagaimana teramati
dalam beberapa gempa. Arus partikel ini sanggup pula mengganggu
garis-garis gaya magnet Bumi setempat, sehingga menghasilkan perilaku
anomalik pada makhluk hidup yang menggunakan magnet Bumi sebagai panduan
navigasinya, misalnya burung.
BISAKAH HAARP MEMICU TERJADINYA GEMPA?
HAARP
alias High-frequency Active Auroral Program memang salah satu proyek
Pentagon, hasil kerjasama US Air Force, US Navy, DARPA (Defense Advanced
Research Project Agency) dan Univ. of Alaska. Berdiri pada 1993, proyek
ini menempati sisi barat Taman Nasional Wrangell-Saint Elias di Gakona,
Alaska, dengan tujuan mengetahui, menyimulasikan dan mengontrol proses
ionosferik yang barangkali saja bisa digunakan untuk meningkatkan
kemampuan telekomunikasi dan surveilans.
HAARP
terdiri dari 180 antenna yang meradiasikan 3,981 megawatt ERP (total
effective radiated power). Fasilitas seperti HAARP tidak hanya dibangun
AS saja. Eropa juga memilikinya, dengan ERP 1 gigawatt yang berpangkalan
di
Tromso, Norwegia. Demikian pula Russia dengan fasilitas sejenis di Vasilsurk,
yang
sanggup menghasilkan 190 megawatt ERP. Dengan berpatokan pada ERP-nya
saja, kita bisa lihat HAARP adalah yang terkecil. Seluruh fasilitas ini
berada di lingkar kutub utara (Arktik).
Intensitas
gelombang elektromagnetik high-frequency yang dipancarkan HAARP ke
ionosfer mencapai 3 mikrowatt/cm persegi. Sebagai pembanding, intensitas
radiasi elektromagnetik dari Matahari (dalam semua spektrum panjang
gelombang) yang sampai ke permukaan Bumi mencapai 0,15 watt/cm persegi
atau 50 ribu kali lebih besar.
Dan
marilah kita berandai-andai sedikit : bisakah pancaran sinar Matahari
memicu gempa tektonik? Tidak bukan? Dan lantas, bisakah sinyal HAARP
yang puluhan ribu kali lebih lemah ketimbang sinar Matahari itu memicu
gempa? Kontroversi HAARP sebagai senjata geofisika telah muncul sejak
September 1995
CONTOH SOAL
Luas
segmen Simeulue dan Andaman yang terpatahkan dalam bencana gempa
disusul tsunami Aceh tahun 2004, sebesar 300.000 km persegi dan total
slip 10 m (rata-rata, karena di beberapa tempat mencapai 20 meter), maka
gempa ini melepaskan energi sebesar 950 megaton TNT atau 47.500 kali
lipat lebih dahsyat ketimbang bom Hiroshima.
Jika
kita meyakini bahwa gempa ini bisa dipicu oleh aktivitas aurora/HAARP
maupun ledakan nuklir, maka energi minimum aurora/HAARP maupun ledakan
nuklir yang dibutuhkan untuk memicu gempa sebesar itu adalah 95 juta
megaton TNT. Sebagai pembanding, jika seluruh hululedak nuklir yang ada
di Bumi ini dikumpulkan dan diledakkan bersama-sama, energinya paling
banter 'hanya' 20.000 megaton TNT.
Di
tata surya ini, energi sebesar 95 juta megaton TNT tersebut hanya bisa
dibangkitkan oleh satu tumbukan asteroid/komet. Mengapa butuh energi
teramat besar? karena efisiensi pengubahan energi ledakan menjadi energi
gempa itu sangat rendah, hanya 0,001 %
(Melosh. 1989. Impact Cratering : A Geologic Process).
KESIMPULAN
Quote:
Dan akhirnya, tak perlulah merasa underestimate berhadapan dengan AS dan
lembaga-lembaganya
macam CIA. Dari Tim Weiner dalam CIA : Legacy of Ashes, kita tahu
banyak hal konyol bahkan di badan intelejen terbesar di Bumi ini,
sampai-sampai untuk mengetahui informasi nomor wahid macam runtuhnya
Tembok Berlin mereka harus mendapatkannya dari siaran TV. Dan kekonyolan
ini bukan monopoli CIA saja. Tahu kenapa satelit Mars Climate Orbiter
dan wahana pendarat Mars Polar Lander lenyap berurutan pada 1999 di
Mars? Mereka "hilang" karena NASA gagal mengkonversi hitungan sistem
British ke dalam sistem metrik. Kekonyolan yang sama pula membuat
satelit Mars Global Surveyor 'hilang' pada 2006.
sumber : kaskus